Oleh:
Asrizam
Dewi Hasanah Bolqiyah
Marwa
Farida AnnurBAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
belakang
Pada
dewasa ini, aliran pemikran dalam islam aktual dibicarakan. Bila berbicara
mengenai aliran pemikiran dalam islam maka berbicara pula tentang ilmu kalam. Secara harfiah kalam berarti kata-kata namun
juga sering disebut dengan teologi ataupun ushulludin. Adanya perbedaan pemikiran tentang teologi ini yang
menjadikannya salah satu penyebab banyaknya aliran pemikiran dalam islam. Akan
tetapi penyebab utamanya adalah adanya
perpecahan ysitu pertempuran antara pasukan Ali bin Abi Tholib dengan pasukan
Muawiyah di Shiffin yang diakhiri dengan peristiwa Tahkim yang dikenal dengan
perang Shiffin.
Penyikapan
terhadap tahkim (menghakimi) inilah yang menjadikan timbul berbagai aliran pemikiran
dalam islam di dalam ilmu kalam. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan
mencoba menjelaskan tentang aliran
pemikiran dalam islam (aliran teologi islam) dan pokok-pokok pikiran serta
tokoh-tokohnya dalam masa klasik ketiga.
B.
Rumusan
masalah
1.
Apa
saja Aliran Pemikiran dalam Islam Masa Klasik 3?
2.
Bagaimana
Pokok-Pokok Pikiran Aliran pada Masa Klasik 3?
3.
Siapa
saja Tokoh-Tokoh Teologi dalam Masa Klasik 3?
PEMBAHASAN
1.
Wahabiah
Gerakan Wahabiah didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab bin
Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Masyraf bin
Umar bin Mi’dhadh bin Rays bin Zakhir bin Muhammad bin Alawi bin Wahib. Ia
dilahirkan di Uyainah, suatu daerah di Nejed salah satu kota terpencil di Saudi
Arabia, tahun 1115 H/1703 M dan wafat tahun 1206 H/1787 M1.
Pada mulanya kerajaan Wahabi ini dapat dihancurkan oleh Muhammad
Ali, pengusa Mesir. Namun berkat usaha dan kerja keras disertai dengan jiwa dan
semangat membaja dari pengikut gerakan ini, kerajaan tersebut bangkit kembali.
Keberhasilan itu terutama setelah abdul aziz bin abdurahman berhasil menghimpun
kembali kekuatan wahabi untuk menegakkan kerajaan tersebut. Keberhasilan
usahanya itu terlihat dengan lahirnya kerajaan Saudi Arabia yang sampai
sekarang masih eksis di Timur Tengah.
Pokok Ajaran Wahabiah2:
Pola berpikir Muhammad ibn Abdul Wahab adalah dipusatkan pola
bagaimana caranya membawa umat islam ke arah Ketauhidan semurni mungkin
sebagaimana pada zaman Nabi dan bagaimana pula cara memberantas bentuk-bentuk
amalan yang bersifat bidah dan kemusyrikan. Selanjutkan Wahabiyah
mengetengahkan adanya tiga aspek ketauhidan:
1.
Tauhid
Rububiyah yaitu pengakuan bahwa Allah satu-satunya yang mnciptakan, memelihara,
memberi rezki, pengatur, menghidupkan dan mematikan.
2.
Tauhid
Asma Was Sifat yaitu iman terhadap nama-nama dan sifat Allah sebagaimana yang
tercantum dalam Al Quran tanpa tamsil,tasbih dan tawil. Kepunyaan-Nya-lah semua
yang ada dilangit, semua yang ada dibumi, semua yang di antara keduanya dan
semua yang di bawah tanah. (QS.Thaha[20]:6)
3.
Tauhid
ibadah yaitu segala macam bentuk amal dan ibadah hanya semata untuk berbakti
kepada Allah.
Gerakan pemurnian yang diusahakan Muhammad ibn Abdul Wahab
merupakan gerakan tertua maka secara langsung atau tidak dalam banyak hal
terpengaruh olah gerakan wahabiyah. Karena itu pengaruh ajaran wahabi tidak
hanya terbatas di Jazirah Arab saja tapi meluas sampai pada pelosok dunia Islam
dan di Indonesia nampak pada gerakan Padri. Dan sesudahnya, pengaruh
ajaran-ajaran Wahabiah di Indonesia lebiah meluas lagi, baik melalui
orang-orang yang haji ataupun melalui buku-buku Syekh Muhammad Abduh dari
Mesir.
Tokoh-tokoh ajaran Wahabiah3:
1.
Muhammad
bin Abdil Wahab
Lahir di Ujainah, yaitu sebuah dusun di Nadjed, daerah Saudi Arabia
sebelah timur. Salah satu tempat belajarnya ialah kota Madinah, pada Sulaiman
al-Kurdi dan Muhammad al-Khayyat as-Sindi. Ia banyak mengadakan perlawatan dan
sebagian hidupnya digunakan untuk berpindah-pindah dari satu negeri kenegeri
lain. Empat tahun di Basrah, lima tahun di Bagdad, satu tahun di Kurdestan, dua
tahun di Hamazan, kemudian pergi ke Istahan. Kemudian lagi ke Qumm dan Kairo,
sebagai penganjur aliran Ahmad bin Hanbal.
Setelah beberapa tahun mengadakan perlawatan, ia kemudian pulang
kenegeri kelahirannya dan selama beberapa bulan ia merenung dan mengadakan
orientasi, untuk kemudian menajarkan paham-pahamnya, seperti yang dicantumkan
dalam bukunya at-Tauhid. Meskipun tidak sedikit orang yang menentangnya, antara
lain dari kalangan keluarganya sendiri, namun ia mendapat pengikut yang banyak,
bahkan banyak diantaranya yang dari luar Ujainah.
Karena ajaran-ajarannya telah menimbulkan keributan-keributan
dinegerinya, ia diusir oleh penguasa setempat, kemudian ia bersama keluarganya
pindah ke dariah, sebuah dusun tempat tinggal Muhammad bin Saud yang telah
memeluk ajaran-jara Wahabiah, bahkan menjadi pelindung dan penyiarnya.
2.
Sayid
Ahmad
Di Punjab (India Utara), ia menciptakan negara Wahabiah dan
memaklumkan jihad terhadap orang-orang yang tidak mempercayai dakwahnya serta
masuk dibarisannya. Ia haji pada tahun 1822-1823 M. Juga di Bengal penyiaran
Ialam pada abad yang sama mengalami kepesatan, karena pengaruh golongan
Wahabiah.
3.
Imam
as-Sanusi
Beliau adalah pembawa dan yang menyebarkan paham aliran Wahabiah di
negeri Aljazair.
4.
Syekh
M.Abduh
Ia menyiarkan aliran wahabiah di Mesir, meskipun ia tidak
mengikatkan diri kepadanya semata-mata, karena ia menggali langsung pokok-pokok
mazhab salaf, sejak masa Rasul sampai kepada Ibnu Taimah, dan sampai Muhammad
bin Abdil Wahab. Dasar-dasar pahamnya sama dengan dasar-dasar yang dipakai oleh
aliran Wahabiah.
5.
Usman
Danfuhu
Di Sudan beliaulah yang membawa paham Wahabiah. Ia terkenal sebagai
seorang pembaru, penganjur, dan pejuang. Ia pergi ke makkah untk menunaikan
haji saaat aliran wahabiah sedang mencapai puncak kepesatannya. Setelah pulang
kenegerinya jiwanya penuh semangat untuk perbaikan agama dan dakwah islam,
menurut konsepsi aliran tersebut.
2.
Salafiah
Salafiyah berasal dari bahasa arab dari kata salaf yang berarti
terdahulu. Yang dimaksud dengan salaf di sini ialah orang-orang terdahulu
semasa dengan Rasul, para sahabat, tabiin dan tabiit Tabiin. Jadi salafiyah
berarti pengikut salaf. Mereka sering pula disebut Salafatus Shalihin artinya
orang-orang shaleh yang terdahulu. Lawan salaf ialah khalaf (taakhar) :
kemudian.
Sebenarnya istilah salaf atau khalaf tidak dikenal dalam ajaran
islam. Istilah itu timbul beberapa abad kemudian setelah wafat Rasul yaitu
sejak adanya orang atau golongan yang tidak merasa puas memahami al Quran dan
al Hadits tanpa takwil, terutama untuk menjelaskan maksud tersirat dalam
ayat-ayat al Quran sehingga tidak akan menimbulkan hal-hal yang tidak layak
bagi Allah.
Jika diukur dengan satuan tahun hijriah, orang yang ermasuk
kategori salaf adalah mereka yang hidup sebelum tahun 300 H. Orang yang hidup
sesudah tahun 300 H termasuk dalam kategori khalaf. Sedangkan mereka yang
mengikuti salaf disebut salafiah4.
Pokok
Ajarah Salafiah5:
Aliran
salaf telah membicarakan berbagi persoalan teologi islam, seperti sifat-sifat
Tuhan, perbuatan manusia, dan sifat-sifat atau ayat-ayat yang mengesakan
penyerupaan Tuhan dengan manusia. Kesemuanya bisa digolongkan menjadi satu
persoalan saja, yaitu “Keesaan” (Ketauhidan) yang mempunyai tiga segi, yaitu
Keesaan Zat dan Sifat, Keesaan Penciptaan dan Keesaan Ibadah (pengabdian diri
kepada Tuhan).
a.
Keesaan
Zat dan Sifat
Semua kaum muslimin sepakat pendapatnya tentang Keesaan Tuhan,
tidak ada yang menyerupai-Nya. Akan tetapi menurut Ibnu Taimiah, connotasi
(kandungan) perkataan “keesaan” (tauhid) dan perkataan lain yang berhubungan
yaitu “penyucian” (tanziah), “penyerupaan” (tasybiah) dan “penjisiman” (tajsim
antropomorph) dapat berbeda-beda menurut perbedaan orang yang memakainya, sebab
tiap-tiap golongan mengartikannya dengan arti yang berlainan.
Aliran Salaf menetapkan sifat-sifat,
nama-nama perbuatan-perbuatan dan keadaan (ahwal) yang termuat dalam Quran dan
Hadis, seperti:
Al-hajju
(yang hidup),al-Alimu (yang mengertahui),marah dan suka (baca al-maidah 80,119,
annisa 93), Tuhan turun kepada manusia
dalam gumpalan awan (albaqarah 210), bertempat dilangit (fussilat 11),
mempunyai muka (albaqarah 115) dan sebagainya. Sifat-sifat tersebut dipercaya
oleh aliran salaf dengan memegangi arti lahir letterleknya, meskipun dengan
pengertian bahwa sifat-sifat tersebut tidak sama dengan sifat-sifat makhluk.
Jadi tangan Tuhan tidak sama dengan
tangan manusia dan begitu seterusnya karena Tuhan suci dari semacam itu. Dengan
perkataan lain, aqidah aliran salaf terletak di antara tathil (peniadaan sifat)
sama sekali dan tasybih (penyerupaan Tuhan dengan makhluk-Nya).
b.
Keesaan
Penciptaan
Dasar “Keesaan Penciptaaan” ialah bahwa Tuhan menjadikan langit dan
bumi, apa ysng di dalamnya atau yang terletak diantara keduanya, tanpa sekutu
dalam menciptakannya dan tidak ada pula yang mempersengketakan kekuasaan-Nya,
tidak ada kemauan makhluk yang mempersengketakan kemauan Tuhan, atau
bersama-sama dengan Dia dalam menciptakan segala sesuatu, bahkan segala sesuatu
dan semua pekerjaan datang dari Tuhan, dan kepadaNya pula kembali.
Kelanjutan dari kepercayaan tersebut ialah persoalan “jabar dan
ikhtiar” dan “apakah perbuatan Tuhan terjadi karena untuk mencapai sesuatu
tujuan tertentu atau tidak”.
c.
Keesaan
Ibadah
Artinya seseorang manusia tidak mengarahkan ibadahnya selain kepada
Tuhan dan hal ini baru terwujud apabila dua hal berikut ini dipenuhi, yaitu:
1.
Hanya
menyembah Tuhan semata-mata dan tidak mengakui Ketuhanan selain bagi Allah,
siapa yang mengikutsertakan seseorang makhluk untuk disembah bersama Tuhan,
berarti ialah telah syirik. Siapa yang mempersamakan al-Khalik dengan makhluk
dalam sesuatu macam ibadah, berarti
mengangkat Tuhan selain Allah, meskipun ia mempercayai keesaan Tuhan
al-Khalik.
2.
Kita
menyembah Tuhan dengan cara yang telah ditentukan oleh Tuhan melalui
rasul-rasul-Nya. Baik yang wajib atau sunnah atau mubah harus dimaksudkan untuk
ketaatan dan perbyataan syukur semata-mata kepada Tuhan.
Kelanjutan dari kedua hal tersebut ialah:
1.
Larangan
mengangkat manusia, hidup atau mati, sebagai perantara kepada Tuhan.
2.
Larangan
memberikan nazar kepada kuburan atau penghuni kuburan atau penjaga kuburan.
3.
Larangan
ziarah ke kubur-kubur orang saleh dan Nabi-nabi.
Tokoh-tokoh
ajaran Salafiah:
a)
Ahmad
Bin Hambal
Nama
lengkapnya, Ahmad bin Muhammad bin Hambal. Ia dilahirkan di Baghdad, Rabiul
Awwal 164 H dan wafat di tempat yang sama, 12 Rabiul Awwal 241 H. Ahmad bin
Hambal yang juga dikenal sebagai pendiri dan tokoh mzhab Hambali adalah murid
terpandai dan tercerdas diantara murid-murid imam syafii. Pada waktu kecil, ia
belajar di beberapa daerah: Baghdad,Syam,Hijaz dan Yaman. Mazhab Hambali yang
didirikannya sampai sekarang masih eksis dan memiliki pegkut yang cukup banyak,
khususnya di Saudi Arabia.
b)
Ibnu
Taimiyah
Nama
taqijuddin Ahmad bin Abdilhalim bin Taimiah.Tokoh ini lahir di Harran, Damaskus
(Syria), 10 Rabiul Awwal 661 H sebuah kota di Irak yang terkenal dengan
filsafat dan filosof-filosofnya pada masa sebelum Islam. Dan Wafat di Damaskus
dalam usia 66 tahun. Seorang teolog dan ahli hukum yang banyak menghasilkan karya tulis.
Diperkirakan jumlah karya tulisnya sekitar 300 sampai dengan 500 buah,
berukuran besar dan kecil. Diantara kitab-kitabnya:
“Muwafaqatu
Sharihul Maqul li Shahihil Manqul”
“Al-jawabus
Sahih liman baddala Dinal Masih”
“Ar-Rasail
wal Masail”
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Wahabiah
Gerakan Wahabiah didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman
bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Masyraf bin Umar bin
Mi’dhadh bin Rays bin Zakhir bin Muhammad bin Alawi bin Wahib. Ia dilahirkan di
Uyainah, suatu daerah di Nejed salah satu kota terpencil di Saudi Arabia, tahun
1115 H/1703 M dan wafat tahun 1206 H/1787 M.
Pokok-pokok ajarannya:
1. Tauhid Rububiyah yaitu pengakuan bahwa
Allah satu-satunya yang mnciptakan, memelihara, memberi rezki, pengatur,
menghidupkan dan mematikan.
2. Tauhid Asma Was
Sifat yaitu iman terhadap nama-nama dan sifat Allah sebagaimana yang tercantum
dalam Al Quran tanpa tamsil,tasbih dan tawil. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada
dilangit, semua yang ada dibumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang
di bawah tanah. (QS.Thaha[20]:6)
3. Tauhid ibadah yaitu
segala macam bentuk amal dan ibadah hanya semata untuk berbakti kepada Allah.
Tokoh-tokoh ajaran Wahabiah:
1. Muhammad bin Abdil
Wahab
2. Sayid Ahmad
3. Imam as-sanusi
4. Syekh Muh. Abduh
5. Usman Danfuhu
Salafiah
Salafiyah berasal dari bahasa arab dari kata salaf yang berarti
terdahulu. Yang dimaksud dengan salaf di sini ialah orang-orang terdahulu
semasa dengan Rasul, para sahabat, tabiin dan tabiit Tabiin. Jadi salafiyah
berarti pengikut salaf. Mereka sering pula disebut Salafatus Shalihin artinya
orang-orang shaleh yang terdahulu. Lawan salaf ialah khalaf (taakhar) :
kemudian.
Pokok Ajarah Salafiah:
Aliran salaf telah membicarakan berbagi persoalan teologi islam,
seperti sifat-sifat Tuhan, perbuatan manusia, dan sifat-sifat atau ayat-ayat
yang mengesakan penyerupaan Tuhan dengan manusia. Kesemuanya bisa digolongkan
menjadi satu persoalan saja, yaitu “Keesaan” (Ketauhidan) yang mempunyai tiga
segi, yaitu Keesaan Zat dan Sifat, Keesaan Penciptaan dan Keesaan Ibadah
(pengabdian diri kepada Tuhan).
Tokoh-tokoh ajaran Salafiah:
1.
Ahmad
Bin Hambal
2.
Ibnu
Taimiyah
Daftar pustaka
A.Hanafi
M.A.1974.PENGANTAR TEOLOGY ISLAM.Jakarta: PT Jayamurni
A.Hanafi
M.A.1995.PENGANTAR TEOLOGY ISLAM.Jakarta: Al Husna Zikra
Drs.H.M.Yusran
Asmuni.1993.ILMU TAUHID.Jakarta:PT Raja Grafindo Pustaka
Drs.H.M.Yusran
Asmuni.1988.PENGANTAR ILMU TAUHID.Jakarta:CV. Pedoman Ilmu Jaya
Harun
Nasution.2008.TEOLOGI ISLAM.Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
Endnotes
1 Drs.H.M.Yusran Asmuni,1993,ILMU TAUHID,Jakarta:PT Raja Grafindo Pustaka,hlm 144
2 Drs.H.M.Yusran Asmuni,1988,PENGANTAR ILMU TAUHID.Jakarta:CV. Pedoman Ilmu Jaya,hlm 72-73
3 A.Hanafi M.A,1995,PENGANTAR TEOLOGY ISLAM,Jakarta: Al Husna Zikra
4 Drs.H.M.Yusran Asmuni,1993,ILMU TAUHID,Jakarta:PT Raja Grafindo Pustaka,hlm 149
0 komentar:
Post a Comment