Monday, 21 November 2016

Aliran Pemikiran dalam Islam Masa Klasik 3

Oleh:
Asrizam
Dewi Hasanah Bolqiyah
Marwa Farida Annur


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar belakang

Pada dewasa ini, aliran pemikran dalam islam aktual dibicarakan. Bila berbicara mengenai aliran pemikiran dalam islam maka berbicara pula tentang ilmu kalam.  Secara harfiah kalam berarti kata-kata namun juga sering disebut dengan teologi ataupun ushulludin. Adanya  perbedaan pemikiran tentang teologi ini yang menjadikannya salah satu penyebab banyaknya aliran pemikiran dalam islam. Akan tetapi penyebab utamanya adalah  adanya perpecahan ysitu pertempuran antara pasukan Ali bin Abi Tholib dengan pasukan Muawiyah di Shiffin yang diakhiri dengan peristiwa Tahkim yang dikenal dengan perang Shiffin.

Penyikapan terhadap tahkim (menghakimi) inilah yang menjadikan timbul berbagai aliran pemikiran dalam islam di dalam ilmu kalam. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan mencoba  menjelaskan tentang aliran pemikiran dalam islam (aliran teologi islam) dan pokok-pokok pikiran serta tokoh-tokohnya dalam masa klasik ketiga.

B.   Rumusan masalah
1.      Apa saja Aliran Pemikiran dalam Islam Masa Klasik 3?
2.      Bagaimana Pokok-Pokok Pikiran Aliran pada Masa Klasik 3?
3.      Siapa saja Tokoh-Tokoh Teologi dalam Masa Klasik 3?

BAB II
PEMBAHASAN
1.     Wahabiah
Gerakan Wahabiah didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Masyraf bin Umar bin Mi’dhadh bin Rays bin Zakhir bin Muhammad bin Alawi bin Wahib. Ia dilahirkan di Uyainah, suatu daerah di Nejed salah satu kota terpencil di Saudi Arabia, tahun 1115 H/1703 M dan wafat tahun 1206 H/1787 M1.
Pada mulanya kerajaan Wahabi ini dapat dihancurkan oleh Muhammad Ali, pengusa Mesir. Namun berkat usaha dan kerja keras disertai dengan jiwa dan semangat membaja dari pengikut gerakan ini, kerajaan tersebut bangkit kembali. Keberhasilan itu terutama setelah abdul aziz bin abdurahman berhasil menghimpun kembali kekuatan wahabi untuk menegakkan kerajaan tersebut. Keberhasilan usahanya itu terlihat dengan lahirnya kerajaan Saudi Arabia yang sampai sekarang masih eksis di Timur Tengah.
Pokok Ajaran Wahabiah2:
Pola berpikir Muhammad ibn Abdul Wahab adalah dipusatkan pola bagaimana caranya membawa umat islam ke arah Ketauhidan semurni mungkin sebagaimana pada zaman Nabi dan bagaimana pula cara memberantas bentuk-bentuk amalan yang bersifat bidah dan kemusyrikan. Selanjutkan Wahabiyah mengetengahkan adanya tiga aspek ketauhidan:
1.      Tauhid Rububiyah yaitu pengakuan bahwa Allah satu-satunya yang mnciptakan, memelihara, memberi rezki, pengatur, menghidupkan dan mematikan.
2.      Tauhid Asma Was Sifat yaitu iman terhadap nama-nama dan sifat Allah sebagaimana yang tercantum dalam Al Quran tanpa tamsil,tasbih dan tawil. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada dilangit, semua yang ada dibumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. (QS.Thaha[20]:6)
3.      Tauhid ibadah yaitu segala macam bentuk amal dan ibadah hanya semata untuk berbakti kepada Allah.
Gerakan pemurnian yang diusahakan Muhammad ibn Abdul Wahab merupakan gerakan tertua maka secara langsung atau tidak dalam banyak hal terpengaruh olah gerakan wahabiyah. Karena itu pengaruh ajaran wahabi tidak hanya terbatas di Jazirah Arab saja tapi meluas sampai pada pelosok dunia Islam dan di Indonesia nampak pada gerakan Padri. Dan sesudahnya, pengaruh ajaran-ajaran Wahabiah di Indonesia lebiah meluas lagi, baik melalui orang-orang yang haji ataupun melalui buku-buku Syekh Muhammad Abduh dari Mesir.
Tokoh-tokoh ajaran Wahabiah3:
1.      Muhammad bin Abdil Wahab
Lahir di Ujainah, yaitu sebuah dusun di Nadjed, daerah Saudi Arabia sebelah timur. Salah satu tempat belajarnya ialah kota Madinah, pada Sulaiman al-Kurdi dan Muhammad al-Khayyat as-Sindi. Ia banyak mengadakan perlawatan dan sebagian hidupnya digunakan untuk berpindah-pindah dari satu negeri kenegeri lain. Empat tahun di Basrah, lima tahun di Bagdad, satu tahun di Kurdestan, dua tahun di Hamazan, kemudian pergi ke Istahan. Kemudian lagi ke Qumm dan Kairo, sebagai penganjur aliran Ahmad bin Hanbal.
Setelah beberapa tahun mengadakan perlawatan, ia kemudian pulang kenegeri kelahirannya dan selama beberapa bulan ia merenung dan mengadakan orientasi, untuk kemudian menajarkan paham-pahamnya, seperti yang dicantumkan dalam bukunya at-Tauhid. Meskipun tidak sedikit orang yang menentangnya, antara lain dari kalangan keluarganya sendiri, namun ia mendapat pengikut yang banyak, bahkan banyak diantaranya yang dari luar Ujainah.
Karena ajaran-ajarannya telah menimbulkan keributan-keributan dinegerinya, ia diusir oleh penguasa setempat, kemudian ia bersama keluarganya pindah ke dariah, sebuah dusun tempat tinggal Muhammad bin Saud yang telah memeluk ajaran-jara Wahabiah, bahkan menjadi pelindung dan penyiarnya.
2.      Sayid Ahmad
Di Punjab (India Utara), ia menciptakan negara Wahabiah dan memaklumkan jihad terhadap orang-orang yang tidak mempercayai dakwahnya serta masuk dibarisannya. Ia haji pada tahun 1822-1823 M. Juga di Bengal penyiaran Ialam pada abad yang sama mengalami kepesatan, karena pengaruh golongan Wahabiah.
3.      Imam as-Sanusi
Beliau adalah pembawa dan yang menyebarkan paham aliran Wahabiah di negeri Aljazair.
4.      Syekh M.Abduh
Ia menyiarkan aliran wahabiah di Mesir, meskipun ia tidak mengikatkan diri kepadanya semata-mata, karena ia menggali langsung pokok-pokok mazhab salaf, sejak masa Rasul sampai kepada Ibnu Taimah, dan sampai Muhammad bin Abdil Wahab. Dasar-dasar pahamnya sama dengan dasar-dasar yang dipakai oleh aliran Wahabiah.
5.      Usman Danfuhu
Di Sudan beliaulah yang membawa paham Wahabiah. Ia terkenal sebagai seorang pembaru, penganjur, dan pejuang. Ia pergi ke makkah untk menunaikan haji saaat aliran wahabiah sedang mencapai puncak kepesatannya. Setelah pulang kenegerinya jiwanya penuh semangat untuk perbaikan agama dan dakwah islam, menurut konsepsi aliran tersebut.

2.     Salafiah
Salafiyah berasal dari bahasa arab dari kata salaf yang berarti terdahulu. Yang dimaksud dengan salaf di sini ialah orang-orang terdahulu semasa dengan Rasul, para sahabat, tabiin dan tabiit Tabiin. Jadi salafiyah berarti pengikut salaf. Mereka sering pula disebut Salafatus Shalihin artinya orang-orang shaleh yang terdahulu. Lawan salaf ialah khalaf (taakhar) : kemudian.
Sebenarnya istilah salaf atau khalaf tidak dikenal dalam ajaran islam. Istilah itu timbul beberapa abad kemudian setelah wafat Rasul yaitu sejak adanya orang atau golongan yang tidak merasa puas memahami al Quran dan al Hadits tanpa takwil, terutama untuk menjelaskan maksud tersirat dalam ayat-ayat al Quran sehingga tidak akan menimbulkan hal-hal yang tidak layak bagi Allah.
Jika diukur dengan satuan tahun hijriah, orang yang ermasuk kategori salaf adalah mereka yang hidup sebelum tahun 300 H. Orang yang hidup sesudah tahun 300 H termasuk dalam kategori khalaf. Sedangkan mereka yang mengikuti salaf disebut salafiah4.
Pokok Ajarah Salafiah5:
Aliran salaf telah membicarakan berbagi persoalan teologi islam, seperti sifat-sifat Tuhan, perbuatan manusia, dan sifat-sifat atau ayat-ayat yang mengesakan penyerupaan Tuhan dengan manusia. Kesemuanya bisa digolongkan menjadi satu persoalan saja, yaitu “Keesaan” (Ketauhidan) yang mempunyai tiga segi, yaitu Keesaan Zat dan Sifat, Keesaan Penciptaan dan Keesaan Ibadah (pengabdian diri kepada Tuhan).
a.       Keesaan Zat dan Sifat
Semua kaum muslimin sepakat pendapatnya tentang Keesaan Tuhan, tidak ada yang menyerupai-Nya. Akan tetapi menurut Ibnu Taimiah, connotasi (kandungan) perkataan “keesaan” (tauhid) dan perkataan lain yang berhubungan yaitu “penyucian” (tanziah), “penyerupaan” (tasybiah) dan “penjisiman” (tajsim antropomorph) dapat berbeda-beda menurut perbedaan orang yang memakainya, sebab tiap-tiap golongan mengartikannya dengan arti yang berlainan.
            Aliran Salaf menetapkan sifat-sifat, nama-nama perbuatan-perbuatan dan keadaan (ahwal) yang termuat dalam Quran dan Hadis, seperti:
Al-hajju (yang hidup),al-Alimu (yang mengertahui),marah dan suka (baca al-maidah 80,119, annisa 93), Tuhan turun kepada manusia  dalam gumpalan awan (albaqarah 210), bertempat dilangit (fussilat 11), mempunyai muka (albaqarah 115) dan sebagainya. Sifat-sifat tersebut dipercaya oleh aliran salaf dengan memegangi arti lahir letterleknya, meskipun dengan pengertian bahwa sifat-sifat tersebut tidak sama dengan sifat-sifat makhluk.
            Jadi tangan Tuhan tidak sama dengan tangan manusia dan begitu seterusnya karena Tuhan suci dari semacam itu. Dengan perkataan lain, aqidah aliran salaf terletak di antara tathil (peniadaan sifat) sama sekali dan tasybih (penyerupaan Tuhan dengan makhluk-Nya).
b.      Keesaan Penciptaan
Dasar “Keesaan Penciptaaan” ialah bahwa Tuhan menjadikan langit dan bumi, apa ysng di dalamnya atau yang terletak diantara keduanya, tanpa sekutu dalam menciptakannya dan tidak ada pula yang mempersengketakan kekuasaan-Nya, tidak ada kemauan makhluk yang mempersengketakan kemauan Tuhan, atau bersama-sama dengan Dia dalam menciptakan segala sesuatu, bahkan segala sesuatu dan semua pekerjaan datang dari Tuhan, dan kepadaNya pula kembali.
Kelanjutan dari kepercayaan tersebut ialah persoalan “jabar dan ikhtiar” dan “apakah perbuatan Tuhan terjadi karena untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu atau tidak”.
c.       Keesaan Ibadah
Artinya seseorang manusia tidak mengarahkan ibadahnya selain kepada Tuhan dan hal ini baru terwujud apabila dua hal berikut ini dipenuhi, yaitu:
1.      Hanya menyembah Tuhan semata-mata dan tidak mengakui Ketuhanan selain bagi Allah, siapa yang mengikutsertakan seseorang makhluk untuk disembah bersama Tuhan, berarti ialah telah syirik. Siapa yang mempersamakan al-Khalik dengan makhluk dalam sesuatu macam ibadah, berarti  mengangkat Tuhan selain Allah, meskipun ia mempercayai keesaan Tuhan al-Khalik.
2.      Kita menyembah Tuhan dengan cara yang telah ditentukan oleh Tuhan melalui rasul-rasul-Nya. Baik yang wajib atau sunnah atau mubah harus dimaksudkan untuk ketaatan dan perbyataan syukur semata-mata kepada Tuhan.
Kelanjutan dari kedua hal tersebut ialah:
1.      Larangan mengangkat manusia, hidup atau mati, sebagai perantara kepada Tuhan.
2.      Larangan memberikan nazar kepada kuburan atau penghuni kuburan atau penjaga kuburan.
3.      Larangan ziarah ke kubur-kubur orang saleh dan Nabi-nabi.

Tokoh-tokoh ajaran Salafiah:
a)      Ahmad Bin Hambal
Nama lengkapnya, Ahmad bin Muhammad bin Hambal. Ia dilahirkan di Baghdad, Rabiul Awwal 164 H dan wafat di tempat yang sama, 12 Rabiul Awwal 241 H. Ahmad bin Hambal yang juga dikenal sebagai pendiri dan tokoh mzhab Hambali adalah murid terpandai dan tercerdas diantara murid-murid imam syafii. Pada waktu kecil, ia belajar di beberapa daerah: Baghdad,Syam,Hijaz dan Yaman. Mazhab Hambali yang didirikannya sampai sekarang masih eksis dan memiliki pegkut yang cukup banyak, khususnya di Saudi Arabia.
b)      Ibnu Taimiyah
Nama taqijuddin Ahmad bin Abdilhalim bin Taimiah.Tokoh ini lahir di Harran, Damaskus (Syria), 10 Rabiul Awwal 661 H sebuah kota di Irak yang terkenal dengan filsafat dan filosof-filosofnya pada masa sebelum Islam. Dan Wafat di Damaskus dalam usia 66 tahun. Seorang teolog dan ahli hukum yang banyak menghasilkan karya tulis. Diperkirakan jumlah karya tulisnya sekitar 300 sampai dengan 500 buah, berukuran besar dan kecil. Diantara kitab-kitabnya:
“Muwafaqatu Sharihul Maqul li Shahihil Manqul”
“Al-jawabus Sahih liman baddala Dinal Masih”
“Ar-Rasail wal Masail”

BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Wahabiah
Gerakan Wahabiah didirikan oleh Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman bin Ali bin Muhammad bin Ahmad bin Rasyid bin Barid bin Masyraf bin Umar bin Mi’dhadh bin Rays bin Zakhir bin Muhammad bin Alawi bin Wahib. Ia dilahirkan di Uyainah, suatu daerah di Nejed salah satu kota terpencil di Saudi Arabia, tahun 1115 H/1703 M dan wafat tahun 1206 H/1787 M.
Pokok-pokok ajarannya:
 1.        Tauhid Rububiyah yaitu pengakuan bahwa Allah satu-satunya yang mnciptakan, memelihara, memberi rezki, pengatur, menghidupkan dan mematikan.
2.         Tauhid Asma Was Sifat yaitu iman terhadap nama-nama dan sifat Allah sebagaimana yang tercantum dalam Al Quran tanpa tamsil,tasbih dan tawil. Kepunyaan-Nya-lah semua yang ada dilangit, semua yang ada dibumi, semua yang di antara keduanya dan semua yang di bawah tanah. (QS.Thaha[20]:6)
3.         Tauhid ibadah yaitu segala macam bentuk amal dan ibadah hanya semata untuk berbakti kepada Allah.
Tokoh-tokoh ajaran Wahabiah:
1.         Muhammad bin Abdil Wahab
2. Sayid Ahmad
3. Imam as-sanusi
4. Syekh Muh. Abduh
5. Usman Danfuhu

Salafiah
Salafiyah berasal dari bahasa arab dari kata salaf yang berarti terdahulu. Yang dimaksud dengan salaf di sini ialah orang-orang terdahulu semasa dengan Rasul, para sahabat, tabiin dan tabiit Tabiin. Jadi salafiyah berarti pengikut salaf. Mereka sering pula disebut Salafatus Shalihin artinya orang-orang shaleh yang terdahulu. Lawan salaf ialah khalaf (taakhar) : kemudian.
Pokok Ajarah Salafiah:
Aliran salaf telah membicarakan berbagi persoalan teologi islam, seperti sifat-sifat Tuhan, perbuatan manusia, dan sifat-sifat atau ayat-ayat yang mengesakan penyerupaan Tuhan dengan manusia. Kesemuanya bisa digolongkan menjadi satu persoalan saja, yaitu “Keesaan” (Ketauhidan) yang mempunyai tiga segi, yaitu Keesaan Zat dan Sifat, Keesaan Penciptaan dan Keesaan Ibadah (pengabdian diri kepada Tuhan).
Tokoh-tokoh ajaran Salafiah:
1.      Ahmad Bin Hambal
2.       Ibnu Taimiyah

Daftar pustaka
A.Hanafi M.A.1974.PENGANTAR TEOLOGY ISLAM.Jakarta: PT Jayamurni
A.Hanafi M.A.1995.PENGANTAR TEOLOGY ISLAM.Jakarta: Al Husna Zikra
Drs.H.M.Yusran Asmuni.1993.ILMU TAUHID.Jakarta:PT Raja Grafindo Pustaka
Drs.H.M.Yusran Asmuni.1988.PENGANTAR ILMU TAUHID.Jakarta:CV. Pedoman Ilmu Jaya

Harun Nasution.2008.TEOLOGI ISLAM.Jakarta:Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)

Endnotes
Drs.H.M.Yusran Asmuni,1993,ILMU TAUHID,Jakarta:PT Raja Grafindo Pustaka,hlm 144
Drs.H.M.Yusran Asmuni,1988,PENGANTAR ILMU TAUHID.Jakarta:CV. Pedoman Ilmu Jaya,hlm 72-73
A.Hanafi M.A,1995,PENGANTAR TEOLOGY ISLAM,Jakarta: Al Husna Zikra
Drs.H.M.Yusran Asmuni,1993,ILMU TAUHID,Jakarta:PT Raja Grafindo Pustaka,hlm 149

0 komentar:

Post a Comment