Saturday, 5 November 2016

Tanggung Jawab Sosial dan Etika Manajerial

BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang Masalah
Etika adalah hal yang sangat sulit dijelaskan dengan cara pasti. Dalam konteks umum, etika (ethic) adalah kode prinsip dan nilai moral yang dapat membangun perilaku seseorang atau sebuah kelompok yang berhungan dengan benar atau salah.
Didalam sebuah organisasi, memahami etika dan tanggung jawab sangat erat kaitannya dengan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau lembaga.
Semakin besar organisasi, maka semakin besar pula tuntutan masyarakat terhadap organisasi tersebut. Banyak lembaga organisasi yang menggunakan segala cara untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu, diharapkan dalam organisasi tersebut memiliki manajerial yang tidak hanya mengerti, namun juga memahami konsep etika dan tanggung jawab sosial secara luas.
Organisasi adalah suatu agen dimana seorang manajer dapat mempertanggung jawabkan segala keputusan yang melibatkan keuntungan dan kerugian terhadap sistem yang ditetapkannya. Berbicara mengenai keuntungan dan kerugian, bukan hanya pada keputusan yang berakibat kepada diri sendiri, namun juga kepada beberapa anggota organisasi atau lembaga. Keputusan yang diambil dari seorang manajer yang mengerti etika dan tanggung jawab sosial akan berdampak positif kepada anggotanya.
Sebuah permasalahan etika biasanya muncul dalam situasi ketika tindakan seseorang atau sebuah organisasi mungkin akan membahayakan atau menguntungkan orang lain. Situasi di mana seorang manajer mengalami kesulitan untuk menentukan mana yang baik dan yang benar.
Untuk belajar menjadi seorang manajer yang sesungguhnya, kita harus mengetahui terlebih dahulu yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial dan etika manajerial seperti apa dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, kita harus mengetahui ilmu dasar dari tanggung jawab sosial dan etika manajerial, yaitu pengertian, fungsi, manfaat, serta peranannya. Ketika kita sudah memiliki dasar pengetahuannya, untuk menerapkan pada kejadian nyata akan lebih mudah.
  1. Rumusan Masalah
  1. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial?
  2. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan etika manajerial?
  3. Bagaimana cara menerapkan tanggung jawab sosial dan etika manajerial?

  1. Maksud dan Tujuan
Selain makalah ini di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen, dimana kelompok kami telah terlebih dahulu mendiskusikan, makalah ini menjelaskan tentang tanggung jawab sosial dan etika manajerial. Adapun maksud dan tujuan dari makalah yang telah kelompok kami diskusikan ini adalah :
  1. Memahami maksud dari tanggung jawab sosail dan etika manajerial.
  2. Memahami kriteria pengambilan keputusan yang etis.
  3. Menerapkan tanggung jawab sosial dan etika manajerial dalam keadaan nyata.
PEMBAHASAN
BAB II
  1. Tanggung Jawab Sosial
  1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab sosial dapat didefinisikan sebagai bentuk kepedulian lembaga terhadap lingkungan eksternal lembaga melalui bebagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya. Tanggung jawab sosial juga dapat diartikan sebagai suatu pengakuan dari lembaga bahwa keputusan lembaga dapat mempengaruhi masyarakat ( komunitas dan lingkungannya).
Selain definisi diatas masih ada definisi lain mengenai tanggung jawab sosial yakni komitmen lembaga dalam pengembangan ekonomi yang berkesinambungan dalam kaitannya dengan anggota, masyarakat sekitar, dan masyarakat luas pada umumnya, dengan tujan meningkatkan kualitas hidup mereka (WBCSD, 2002).
Sedangkan menurut Commission of the European Communities, 2001, mendefinisikan tanggung jawab sosial sebagai aktifitas yang berhubungan dengan kebijakan-kebijikan lembaga untuk mengintegrasikan penekanan pada bidang sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan interaksi dengan stakeholder.
Adapun tanggung jawab sosial menurut Carrol yaitu dari sudut pandang strategis, suatu lembaga bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab sosial bagi masyarakat dimana bisnis menjadi bagiannya. Carraoll menyatakan bahwa manajer organisasi bisnis memiliki empat tanggung jawab yakni :
  1. Tanggung jawab ekonomi, yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat.
  2. Tanggung jawab hukum, yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang ditentukan oleh pemerintah.
  3. Tanggung jawab etika, yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan umum mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu masyarakat.
  4. Tanggung jawab kebebasan memilih, yakni tanggung jawab yang diasumsikan bersifat sukarelawan.
Dari keempat tanggung jawab sosial tersebut, tanggung jawab ekonomi dan hukum dinalai sebagai tanggung jawab dasar yang harus dimiliki lembaga. Setelah tanggung jawab dasar terpenuhi, maka lembaga dapat memenuhi tanggung jawab sosial lainnya, yakni dalam hal etika dan kebebasan memilih.

  1. Alasan Lembaga Menerapkan Tanggung Jawab Sosial
Ada beberapa alasan mengapa sebuah lembaga memutuskan untuk menerapkan tanggung jawab sosial sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni :
  1. Moralitas
Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan terutama terkait dengan nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
  1. Pemurnian Kepentingan Sendiri :
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
  1. Teori Investasi :
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan yang dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
  1. Mempertahankan otonomi :
Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk menghindari campur tangan kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam pengambilan keputusan manajemen.

  1. Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
  1. Manfaat bagi Perusahaan Tanggung jawab sosial perusahaan tentunya akan menimbulkan citra positif perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.
  2. Manfaat bagi Masyarakat Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan
masyarakat dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution .
  1. Manfaat bagi Pemerintah Dalam hal ini pemerintah merasa memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial.
  1. Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Lembaga
  1. Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yang melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab social cenderung menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial.
  1. Strategi Defensif Strategi defensif
Dalam tanggung jawab social yang dilakukan oleh lembaga terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau tanggung jawab sosial .
  1. Strategi Akomodatif
Strategi Akomodatif merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal tersebut
  1. Strategi Proaktif
Perusahaan memandang bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan stakeholders . Jika stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun.

  1. Etika Manajerial dalam Bisnis
  1. Pengertian Etika Manajerial
Etika didefinisikan sebagai consensus mengenai standar perilaku yang diterima untuk suatu pekerjaan, perdagangan atau profesi. Sedangkan menurut Griffin, Etika adalah pandangan, keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah.
Etika manajerial adalah suatu kode etik perilaku seoarang manajer atau pengusaha berdasarkan nilai –nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan lembaga . Secara sederhana yang dimaksud dengan etika manajerial adalah cara -cara untuk melakukan kegiatan seoarang manajer, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu , lembaga, sumber daya dan juga masyarakat. Etika manajer dalam lembaga memiliki peran yang sangat penting, yaitu untuk membentuk suatu lembaga yang kokoh dan memiliki daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai ( value - creation ) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh. Selain etika, dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni ajaran-ajaran perilaku personal berdasarkan agama atau filosofi.
Salah satu penyebab perilaku tidak etis adalah tidak adanya standar yang berlaku bagi seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku bisnis. Sedangkan norma dan nilai- nilai budaya berbeda-beda untuk setiap negara dan bahkan antara daerah geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam suatu negara. Selain faktor-faktor situiasional seperti pekerjaan itu sendiri, supervise dan budaya organisasi, perilaku etnis seseorang diperngaruhi oleh tahap perkembangan moral dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Sama seperti hirarki kebutuhan Maslow, perkembangan moral terbentuk dari keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai-nilai universal.
Etika Bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang professional. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
  1. Pengendalian diri.
  2. Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility).
  3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.
  4. Menciptakan persaingan yang sehat.
  5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”.
  6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
  7. Mampu menyatakan yang benar itu benar.
  8. Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah.
  9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
  10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
  11. Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan.
  1. Relativisme Moral
Relativisme Moral mengatakan bahwa moral bersifat relative pada beberapa pribadi, social atau standar budaya, dan tidak ada standar yang lebih baik dibanding standar lainnya. Ada empat tipe relativisme :
  1. Naïve Relativism, yakni keyakinan bahwa semua keputusan moral adalah sangat pribadi dan individu memiliki hak untuk menjalani hidupnya.
  2. Role Relativism, yakni melakukan peran sosial disertai dengan kewajiban hanya pada peran tersebut,
  3. Social Group Relativism, yakni kepercayaan bahwa moralitas adalah suatu hal yang menyertai norma-norma suatu kelompok.
  4. Cultural Relativism, yakni bahwa moralitas tergantng pada budaya tertentu dalam masyarakat tertentu.
  1. Pendekatan Etika
Ada tiga pendekatan dasar terhadap perilaku etis :
    1. Pendekatan Utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat dari tindakan tersebut.
    2. Pendekatan hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak- hak dasar yang harus dihormati dalam semua keputusan.
    3. Pendekatan Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil dan tidak bias dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi kelompok
  1. Berikut adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen perusahaan :
  1. Penggunaan obat-obatan terlarang
  2. Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
  3. Konflik Kepentingan
  4. Pengawasan Kualitas atau
  5. Quality Control
  6. Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
  7. Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
  8. Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
  9. Pemecatan tenaga kerja
  10. Polusi Lingkungan
  11. Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
  12. Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
  13. Pemberian hadiah kepada pihak- pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan.
  1. Manfaat Etika Manajerial
    1. Pengendalian diri
    2. Pengembangan tanggung jawab sosial lembaga
    3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
    4. Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi
    5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
    6. Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak tatanan moral
    7. Dapat mampu menyatakan hal benar itu adalah benar
    8. Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah
    9. Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama
    10. Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah dimiliki.

  1. Peran etika bisnis bagi perusahaan :
    1. Nilai-nilai Perusahaan
Nilai-nilai perusahaan merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, sebelum merumuskan nilai-nilai perusahaan, perlu dirumuskan visi dan misi perusahaan. Walaupun nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal, namun dalam merumuskannya perlu disesuaikan dengan sektor usaha serta karakter dan letak geografis dari masing- masing perusahaan. Nilai-nilai perusahaan yang universal antara lain adalah terpercaya, adil dan jujur.
    1. Pedoman Perilaku
Pedoman perilaku merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis dalam melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ perusahaan dan semua karyawan perusahaan; Pedoman perilaku mencakup panduan tentang benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi, kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan informasi, dan pelaporan terhadap perilaku yang tidak etis.
    1. Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta karyawan perusahaan; Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan harus senantiasa mendahulukan kepentingan ekonomis perusahaan diatas kepentingan ekonomis pribadi atau keluarga, maupun pihak lainnya; Anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak lain; Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung unsur benturan kepentingan, pihak yang bersangkutan tidak diperkenankan ikut serta; Pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan harus mengeluarkan suaranya dalam RUPS sesuai dengan keputusan yang diambil oleh pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan yang memiliki wewenang pengambilan keputusan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki benturan kepentingan terhadap setiap keputusan yang telah dibuat olehnya dan telah melaksanakan pedoman perilaku yang ditetapkan oleh perusahaan.
    1. Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan Donasi
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang memberikan atau menawarkan sesuatu, baik langsung ataupun tidak langsung, kepada pejabat Negara dan atau individu yang mewakili mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menerima sesuatu untuk kepentingannya, baik langsung ataupun tidak langsung, dari mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan; Donasi oleh perusahaan ataupun pemberian suatu aset perusahaan kepada partai politik atau seorang atau lebih calon anggota badan legislative maupun eksekutif, hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dalam batas kepatutan sebagaimana ditetapkan oleh perusahaan, donasi untuk amal dapat dibenarkan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memberikan sesuatu dan atau menerima sesuatu yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan.
    1. Kepatuhan terhadap Peraturan Organ lembaga dan karyawan
perusahaan harus melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan; Dewan Komisaris harus memastikan bahwa Direksi dan karyawan perusahaan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan; Perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta, utang dan modal secara benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
    1. Kerahasiaan Informasi
Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan harus menjaga kerahasiaan informasi perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, peraturan perusahaan dan kelaziman dalam dunia usaha; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan informasi yang berkaitan dengan perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada informasi rencana pengambil-alihan, penggabungan usaha dan pembelian kembali saham; Setiap mantan anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan, serta pemegang saham yang telah mengalihkan sahamnya, dilarang mengungkapkan informasi yang menjadi rahasia perusahaan yang diperolehnya selama menjabat atau menjadi pemegang saham di perusahaan, kecuali informasi tersebut diperlukan untuk pemeriksaan dan penyidikan sesuai dengan peraturan perundang undangan, atau tidak lagi menjadi rahasia milik perusahaan.
    1. Pelaporan terhadap pelanggaran Pedoman Perilaku
Dewan Komisaris berkewajiban untuk menerima dan memastikan bahwa pengaduan tentang pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan diproses secara wajar dan tepat waktu; Setiap perusahaan harus menyusun peraturan yang menjamin perlindungan terhadap individu yang melaporkan terjadinya pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan.

BAB III
PENUTUP
  1. Kesimpulan
    1. Tanggung jawab sosial merupakan suatu bentuk kepedulian lembaga/ organisasi terhadap lingkungan yang memiliki kebijakan dalam berkomitmen dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup mereka. Adanya atau terciptanya tanggung jawab sosial tidak mungkin terlaksana apabila kita tidak memiliki strategi dalam pengelolaan tanggung jawab sosial, dalam makalah ini menjelaskan empat macam strategi pengelolaan tanggung jawab sosial, yaitu strategi reaktif, strategi defentif, strategi akomodatif, dan strategi proaktif.
    2. Etika manajerial merupakan kode etik atau peraturan standar berprilaku seorang manajer terhadap lembaga/ organisasi sesuai dengan norma dan pedoman. Dengan adanya kode etik/ atau aturan dalam berprilaku, mungkin akan sangat sulit apabila aturan tersebut tidak memiliki strategi dalam bertindak atau mengambil keputusan. Oleh karena itu, pendekatan etika sangat penting di dalam suatu organisasi/ lembaga. Pendekatan etika tersebut, yakni pendekatan utilitarian, pendekatan hak-hak individual, dan pendekatan peradilan.
  1. Kritik dan Saran
Demikian makalah ini kami buat, namun pastinya masih mempunyai banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dari itu kami berharap para pembaca sudi dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis, khususnya juga kepada para pembaca. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini mohon dimafkan. Sekian dan terimakasih.


0 komentar:

Post a Comment