BAB
I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Etika adalah hal
yang sangat sulit dijelaskan dengan cara pasti. Dalam konteks umum,
etika (ethic) adalah kode prinsip dan nilai moral yang dapat
membangun perilaku seseorang atau sebuah kelompok yang berhungan
dengan benar atau salah.
Didalam sebuah
organisasi, memahami etika dan tanggung jawab sangat erat kaitannya
dengan pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau lembaga.
Semakin besar
organisasi, maka semakin besar pula tuntutan masyarakat terhadap
organisasi tersebut. Banyak lembaga organisasi yang menggunakan
segala cara untuk memenangkan persaingan. Oleh karena itu, diharapkan
dalam organisasi tersebut memiliki manajerial yang tidak hanya
mengerti, namun juga memahami konsep etika dan tanggung jawab sosial
secara luas.
Organisasi adalah
suatu agen dimana seorang manajer dapat mempertanggung jawabkan
segala keputusan yang melibatkan keuntungan dan kerugian terhadap
sistem yang ditetapkannya. Berbicara mengenai keuntungan dan
kerugian, bukan hanya pada keputusan yang berakibat kepada diri
sendiri, namun juga kepada beberapa anggota organisasi atau lembaga.
Keputusan yang diambil dari seorang manajer yang mengerti etika dan
tanggung jawab sosial akan berdampak positif kepada anggotanya.
Sebuah permasalahan
etika biasanya muncul dalam situasi ketika tindakan seseorang atau
sebuah organisasi mungkin akan membahayakan atau menguntungkan orang
lain. Situasi di mana seorang manajer mengalami kesulitan untuk
menentukan mana yang baik dan yang benar.
Untuk belajar
menjadi seorang manajer yang sesungguhnya, kita harus mengetahui
terlebih dahulu yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial dan etika
manajerial seperti apa dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Oleh sebab itu, kita harus mengetahui ilmu dasar dari
tanggung jawab sosial dan etika manajerial, yaitu pengertian, fungsi,
manfaat, serta peranannya. Ketika kita sudah memiliki dasar
pengetahuannya, untuk menerapkan pada kejadian nyata akan lebih
mudah.
- Rumusan Masalah
- Apa sebenarnya yang dimaksud dengan tanggung jawab sosial?
- Apa sebenarnya yang dimaksud dengan etika manajerial?
- Bagaimana cara menerapkan tanggung jawab sosial dan etika manajerial?
Selain makalah ini
di buat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen, dimana
kelompok kami telah terlebih dahulu mendiskusikan, makalah ini
menjelaskan tentang tanggung jawab sosial dan etika manajerial.
Adapun maksud dan tujuan dari makalah yang telah kelompok kami
diskusikan ini adalah :
- Memahami maksud dari tanggung jawab sosail dan etika manajerial.
- Memahami kriteria pengambilan keputusan yang etis.
- Menerapkan tanggung jawab sosial dan etika manajerial dalam keadaan nyata.
PEMBAHASAN
BAB
II
- Tanggung Jawab Sosial
- Pengertian Tanggung Jawab Sosial
Tanggung jawab
sosial dapat didefinisikan sebagai bentuk kepedulian lembaga terhadap
lingkungan eksternal lembaga melalui bebagai kegiatan yang dilakukan
dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi
pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya.
Tanggung jawab sosial juga dapat diartikan sebagai suatu pengakuan
dari lembaga bahwa keputusan lembaga dapat mempengaruhi masyarakat (
komunitas dan lingkungannya).
Selain definisi
diatas masih ada definisi lain mengenai tanggung jawab sosial yakni
komitmen
lembaga dalam pengembangan ekonomi
yang berkesinambungan dalam kaitannya dengan anggota, masyarakat
sekitar, dan masyarakat luas pada umumnya, dengan tujan meningkatkan
kualitas
hidup
mereka (WBCSD, 2002).
Sedangkan menurut
Commission
of the European Communities,
2001, mendefinisikan tanggung jawab sosial sebagai aktifitas yang
berhubungan dengan kebijakan-kebijikan lembaga untuk mengintegrasikan
penekanan pada bidang sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis
mereka dan interaksi dengan stakeholder.
Adapun tanggung
jawab sosial menurut Carrol yaitu dari sudut pandang strategis, suatu
lembaga bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab sosial bagi
masyarakat dimana bisnis menjadi bagiannya. Carraoll menyatakan bahwa
manajer organisasi bisnis memiliki empat tanggung jawab yakni :
- Tanggung jawab ekonomi, yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat.
- Tanggung jawab hukum, yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang ditentukan oleh pemerintah.
- Tanggung jawab etika, yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan umum mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu masyarakat.
- Tanggung jawab kebebasan memilih, yakni tanggung jawab yang diasumsikan bersifat sukarelawan.
Dari keempat
tanggung jawab sosial tersebut, tanggung jawab ekonomi dan hukum
dinalai sebagai tanggung jawab dasar yang harus dimiliki lembaga.
Setelah tanggung jawab dasar terpenuhi, maka lembaga dapat memenuhi
tanggung jawab sosial lainnya, yakni dalam hal etika dan kebebasan
memilih.
- Alasan Lembaga Menerapkan Tanggung Jawab Sosial
Ada beberapa alasan
mengapa sebuah lembaga memutuskan untuk menerapkan tanggung jawab
sosial sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni :
- Moralitas
Perusahaan harus
bertanggung jawab kepada banyak pihak yang berkepentingan terutama
terkait dengan nilai moral dan keagamaan yang dianggap baik oleh
masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
- Pemurnian Kepentingan Sendiri :
Perusahaan harus
bertanggung jawab terhadap pihak-pihak yang berkepentingan karena
pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan dihargai karena
tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun jangka
panjang.
- Teori Investasi :
Perusahaan harus
bertanggung jawab terhadap stakeholder karena tindakan yang dilakukan
akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
- Mempertahankan otonomi :
Perusahaan harus
bertanggung jawab terhadap stakeholder untuk menghindari campur
tangan kelompok-kelompok yang ada didalam lingkungan kerja dalam
pengambilan keputusan manajemen.
- Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan.
- Manfaat bagi Perusahaan Tanggung jawab sosial perusahaan tentunya akan menimbulkan citra positif perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah.
- Manfaat bagi Masyarakat Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan
masyarakat dengan
perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution .
- Manfaat bagi Pemerintah Dalam hal ini pemerintah merasa memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial.
- Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Lembaga
- Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yang
melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab social cenderung
menolak atau menghindarkan diri dari tanggung jawab sosial.
- Strategi Defensif Strategi defensif
Dalam tanggung jawab
social yang dilakukan oleh lembaga terkait dengan penggunaan
pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau
tanggung jawab sosial .
- Strategi Akomodatif
Strategi Akomodatif
merupakan tanggung jawab sosial yang dijalankan perusahaan
dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar
akan hal tersebut
- Strategi Proaktif
Perusahaan memandang
bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian dari tanggung jawab untuk
memuaskan stakeholders . Jika stakeholders terpuaskan, maka citra
positif terhadap perusahaan akan terbangun.
- Etika Manajerial dalam Bisnis
- Pengertian Etika Manajerial
Etika didefinisikan
sebagai consensus
mengenai
standar perilaku yang diterima untuk suatu pekerjaan, perdagangan
atau profesi. Sedangkan menurut Griffin, Etika adalah pandangan,
keyakinan dan nilai akan sesuatu yang baik dan buruk, benar dan
salah.
Etika manajerial
adalah suatu kode etik perilaku seoarang manajer atau pengusaha
berdasarkan nilai –nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan
dan pedoman berprilaku dalam menjalankan kegiatan lembaga . Secara
sederhana yang dimaksud dengan etika manajerial adalah cara -cara
untuk melakukan kegiatan seoarang manajer, yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu , lembaga, sumber daya dan juga
masyarakat. Etika manajer dalam lembaga memiliki peran yang sangat
penting, yaitu untuk membentuk suatu lembaga yang kokoh dan memiliki
daya saing yang tinggi serta mempunyai kemampuan menciptakan nilai (
value - creation ) yang tinggi, diperlukan suatu landasan yang kokoh.
Selain etika, dikenal pula istilah Moral atau Moralitas yakni
ajaran-ajaran perilaku personal berdasarkan agama atau filosofi.
Salah satu penyebab
perilaku tidak etis adalah tidak adanya standar yang berlaku bagi
seluruh dunia mengenai perilaku para pelaku bisnis. Sedangkan norma
dan nilai- nilai budaya berbeda-beda untuk setiap negara dan bahkan
antara daerah geografis dan kelompok-kelompok etnis dalam suatu
negara. Selain faktor-faktor situiasional seperti pekerjaan itu
sendiri, supervise dan budaya organisasi, perilaku etnis seseorang
diperngaruhi oleh tahap perkembangan moral dan ciri-ciri kepribadian
lainnya. Sama seperti hirarki kebutuhan Maslow, perkembangan moral
terbentuk dari keinginan pribadi untuk memperhatikan nilai-nilai
universal.
Etika Bisnis dapat
menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen
dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan
sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan
sikap yang professional. Dalam menciptakan etika bisnis, ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah:
- Pengendalian diri.
- Pengembangan tanggung jawab social (social responsibility).
- Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi.
- Menciptakan persaingan yang sehat.
- Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”.
- Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi, dan Komisi)
- Mampu menyatakan yang benar itu benar.
- Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha ke bawah.
- Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama.
- Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati.
- Perlu adanya sebagian etika bisnis yang dituangkan dalam suatu hokum positif yang berupa peraturan perundang-undangan.
- Relativisme Moral
Relativisme Moral
mengatakan bahwa moral bersifat relative pada beberapa pribadi,
social atau standar budaya, dan tidak ada standar yang lebih baik
dibanding standar lainnya. Ada empat tipe relativisme :
- Naïve Relativism, yakni keyakinan bahwa semua keputusan moral adalah sangat pribadi dan individu memiliki hak untuk menjalani hidupnya.
- Role Relativism, yakni melakukan peran sosial disertai dengan kewajiban hanya pada peran tersebut,
- Social Group Relativism, yakni kepercayaan bahwa moralitas adalah suatu hal yang menyertai norma-norma suatu kelompok.
- Cultural Relativism, yakni bahwa moralitas tergantng pada budaya tertentu dalam masyarakat tertentu.
- Pendekatan Etika
Ada tiga pendekatan
dasar terhadap perilaku etis :
- Pendekatan Utilitarian : tindakan dan perencanaan harus dinilai berdasarkan akibat dari tindakan tersebut.
- Pendekatan hak-hak individual : kesadaran bahwa manusia memiliki hak- hak dasar yang harus dihormati dalam semua keputusan.
- Pendekatan Peradilan : pemahaman bahwa pembuatan keputusan harus wajar, adil dan tidak bias dalam mendistribusikan keuntungan dan kerugian bagi individual dan bagi kelompok
- Berikut adalah contoh dari tindakan tidak etis atau tidak legal dalam sebuah manajemen perusahaan :
- Penggunaan obat-obatan terlarang
- Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
- Konflik Kepentingan
- Pengawasan Kualitas atau
- Quality Control
- Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
- Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
- Penyalahgunaan penggunaan asset perusahaan
- Pemecatan tenaga kerja
- Polusi Lingkungan
- Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
- Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
- Pemberian hadiah kepada pihak- pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan.
- Manfaat Etika Manajerial
- Pengendalian diri
- Pengembangan tanggung jawab sosial lembaga
- Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang ambing oleh pesatnya perkembangan informasi dan teknologi
- Dapat menciptakan persaingan yang sehat antar perusahaan maupun organisasi
- Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan”
- Guna menghindari sifat KKN ( Korupsi, Kolusi dan Nepotisme ) yang dapat merusak tatanan moral
- Dapat mampu menyatakan hal benar itu adalah benar
- Membentuk sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah
- Dapat konsekuen dan konsisten dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama
- Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah dimiliki.
- Peran etika bisnis bagi perusahaan :
- Nilai-nilai Perusahaan
Nilai-nilai
perusahaan merupakan landasan moral dalam mencapai visi dan misi
perusahaan. Oleh karena itu, sebelum merumuskan nilai-nilai
perusahaan, perlu dirumuskan visi dan misi perusahaan. Walaupun
nilai-nilai perusahaan pada dasarnya universal, namun dalam
merumuskannya perlu disesuaikan dengan sektor usaha serta karakter
dan letak geografis dari masing- masing perusahaan. Nilai-nilai
perusahaan yang universal antara lain adalah terpercaya, adil dan
jujur.
- Pedoman Perilaku
Pedoman perilaku
merupakan penjabaran nilai-nilai perusahaan dan etika bisnis dalam
melaksanakan usaha sehingga menjadi panduan bagi organ perusahaan dan
semua karyawan perusahaan; Pedoman perilaku mencakup panduan tentang
benturan kepentingan, pemberian dan penerimaan hadiah dan donasi,
kepatuhan terhadap peraturan, kerahasiaan informasi, dan pelaporan
terhadap perilaku yang tidak etis.
- Benturan Kepentingan
Benturan kepentingan
adalah keadaan dimana terdapat konflik antara kepentingan ekonomis
perusahaan dan kepentingan ekonomis pribadi pemegang saham, anggota
Dewan Komisaris dan Direksi, serta karyawan perusahaan; Dalam
menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota Dewan Komisaris dan
Direksi serta karyawan perusahaan harus senantiasa mendahulukan
kepentingan ekonomis perusahaan diatas kepentingan ekonomis pribadi
atau keluarga, maupun pihak lainnya; Anggota Dewan Komisaris dan
Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan jabatan
untuk kepentingan atau keuntungan pribadi, keluarga dan pihak-pihak
lain; Dalam hal pembahasan dan pengambilan keputusan yang mengandung
unsur benturan kepentingan, pihak yang bersangkutan tidak
diperkenankan ikut serta; Pemegang saham yang mempunyai benturan
kepentingan harus mengeluarkan suaranya dalam RUPS sesuai dengan
keputusan yang diambil oleh pemegang saham yang tidak mempunyai
benturan kepentingan; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi
serta karyawan perusahaan yang memiliki wewenang pengambilan
keputusan diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memiliki
benturan kepentingan terhadap setiap keputusan yang telah dibuat
olehnya dan telah melaksanakan pedoman perilaku yang ditetapkan oleh
perusahaan.
- Pemberian dan Penerimaan Hadiah dan Donasi
Setiap anggota Dewan
Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang memberikan
atau menawarkan sesuatu, baik langsung ataupun tidak langsung, kepada
pejabat Negara dan atau individu yang mewakili mitra bisnis, yang
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan; Setiap anggota Dewan
Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang menerima
sesuatu untuk kepentingannya, baik langsung ataupun tidak langsung,
dari mitra bisnis, yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan;
Donasi oleh perusahaan ataupun pemberian suatu aset perusahaan kepada
partai politik atau seorang atau lebih calon anggota badan
legislative maupun eksekutif, hanya boleh dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang- undangan. Dalam batas kepatutan sebagaimana
ditetapkan oleh perusahaan, donasi untuk amal dapat dibenarkan;
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan
diharuskan setiap tahun membuat pernyataan tidak memberikan sesuatu
dan atau menerima sesuatu yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan.
- Kepatuhan terhadap Peraturan Organ lembaga dan karyawan
perusahaan harus
melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan perusahaan;
Dewan Komisaris harus memastikan bahwa Direksi dan karyawan
perusahaan melaksanakan peraturan perundang-undangan dan peraturan
perusahaan; Perusahaan harus melakukan pencatatan atas harta, utang
dan modal secara benar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
- Kerahasiaan Informasi
Anggota Dewan
Komisaris dan Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan harus
menjaga kerahasiaan informasi perusahaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, peraturan perusahaan dan kelaziman dalam dunia
usaha; Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi, pemegang saham
serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan informasi yang
berkaitan dengan perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada
informasi rencana pengambil-alihan, penggabungan usaha dan pembelian
kembali saham; Setiap mantan anggota Dewan Komisaris dan Direksi
serta karyawan perusahaan, serta pemegang saham yang telah
mengalihkan sahamnya, dilarang mengungkapkan informasi yang menjadi
rahasia perusahaan yang diperolehnya selama menjabat atau menjadi
pemegang saham di perusahaan, kecuali informasi tersebut diperlukan
untuk pemeriksaan dan penyidikan sesuai dengan peraturan perundang
undangan, atau tidak lagi menjadi rahasia milik perusahaan.
- Pelaporan terhadap pelanggaran Pedoman Perilaku
Dewan Komisaris
berkewajiban untuk menerima dan memastikan bahwa pengaduan tentang
pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman perilaku perusahaan
diproses secara wajar dan tepat waktu; Setiap perusahaan harus
menyusun peraturan yang menjamin perlindungan terhadap individu yang
melaporkan terjadinya pelanggaran terhadap etika bisnis dan pedoman
perilaku perusahaan.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
- Tanggung jawab sosial merupakan suatu bentuk kepedulian lembaga/ organisasi terhadap lingkungan yang memiliki kebijakan dalam berkomitmen dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup mereka. Adanya atau terciptanya tanggung jawab sosial tidak mungkin terlaksana apabila kita tidak memiliki strategi dalam pengelolaan tanggung jawab sosial, dalam makalah ini menjelaskan empat macam strategi pengelolaan tanggung jawab sosial, yaitu strategi reaktif, strategi defentif, strategi akomodatif, dan strategi proaktif.
- Etika manajerial merupakan kode etik atau peraturan standar berprilaku seorang manajer terhadap lembaga/ organisasi sesuai dengan norma dan pedoman. Dengan adanya kode etik/ atau aturan dalam berprilaku, mungkin akan sangat sulit apabila aturan tersebut tidak memiliki strategi dalam bertindak atau mengambil keputusan. Oleh karena itu, pendekatan etika sangat penting di dalam suatu organisasi/ lembaga. Pendekatan etika tersebut, yakni pendekatan utilitarian, pendekatan hak-hak individual, dan pendekatan peradilan.
- Kritik dan Saran
Demikian makalah ini
kami buat, namun pastinya masih mempunyai banyak kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan, maka dari itu kami berharap para pembaca sudi
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi
sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini berguna bagi penulis,
khususnya juga kepada para pembaca. Apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini mohon dimafkan. Sekian dan terimakasih.
0 komentar:
Post a Comment