Oleh:
Hasaniah Zulfiani
S. Puji Nugroho
Baroroh Annis
Yuci Analia O
Dewi Hasanah B
A. KASUS
Pak Tarjum adalah seorang laki-laki yang berusia 20an tahun. dia
seorang anak petani yang tinggal di sebuah desa yang sunyi, tenang dan jauh
dari keramaian kota. Sejak kecil ia membantu orangtuanya menggembala domba
sepulang sekolah. Ayahnya pernah berpesan kepadanya agar tidak sombong dan
harus bersikap rendah diri, namun ia salah mempersepsikan perkataan ayahnya. Dan
sejak kecil juga dia sering mengalami sakit-sakitan, fisiknya cukup baik, tapi
dia sering membanding-bandingkan penampilan fisiknya dengan orang lain dan
merasa orang lain lebih baik. Karena sering membanding-bandingkan dirinya
dengan orang lain maka muncul sifat rendah diri, tidak bersyukur dengan diri
sendiri, selalu melihat kelemahan dan kekurangannya. Sikap rendah dirinya
selalu dibawanya dimanapun ia berada, baik ketika ia bermain dengan
teman-temannya sehingga ia merasa malu untuk berinteraksi dan menganggap
kemampuan beradaptasinya kurang.
Di sekolah
dia anak yang pintar namun dia selalu merasa lebih buruk, lebih lemah, lebih
jelek dari temannya. Dia juga Tidak mau disuruh berbicara dan bernyanyi di
depan kelas, rikuh bila bertemu dengan guru. Tapi dia berprestasi dan selalu
juara satu.
Dengan sikap rendah dirinya ia sering
merasa sangat sedih dan sering merasa mengalami gejolak batin yang tidak
terkendali. Dia tidak
memahami apa yang sedang ia alami, apa penyebabnya, cara mengatasinya dan apa
yang harus ia lakukan. Dengan kesadaran
dan akal sehat yang masih tersisa dia berusaha mencari tau apa yang sebenarnya
terjadi. Dari informasi yang didapatkan ia mulai bisa mengidentifikasi derita
jiwa itu. Ia mulai merasakan
bipolar sangat mengganggu dan menyakitinya, ketika penyakitnya kambuh dia hanya
bisa menangis, dia tidak menceritakan penyakitnya pada sahabat, teman bahkan
orangtuanya sendiri. Menceritakan dan mengingat masa lalu bersama sang ayah. Salah
satu penyebab penyakitnya adalah faktor
keturunan karena sang ayah dulunya pernah mengalami penyakit bipolar.
Ayahnya sering mengalami emosi yang berubah-ubah setiap saat dan terkadang
sulit untuk mengontrol dirinya.. Karena pewarisan gen sketurunaan secara
biologis itulah Tarjum terena penyakit bipolar disorder. Gangguan bipolar pada
Tarjum lebih ringan dan tidak seperti gangguan bipolar pada ayahnya. Namun
karena Tarjum juga sering membandingkan dirinya dengan orang lain sehingga
menjadika gangguan bipolar yang ada pada dirinya menjadi semakin serius. Sang
ayah menjadi tempat tarjum bercerita, dan berkeluh kesah tentang penyakitnya, sang
ayah sudah sebagai penasihat, motivator, sekaligus sahabat yang memahaminya.
B.
PENTINGNYA PERSPEKTIF BIOLOGIS
Dalam
perspektif Biologis ini terdapat satu literature yang membahas faktor-faktor
biologis yang relevan dengan psikopatologi. Faktor keturunan kemungkinan
menyebabkan seorang memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengidap
skizofrenia, depresi yang mungkin disebabkan ketidakseimbangan kimiawi dalam
otak, dan gangguan anxietas mungkin berakar dari kerusakan dalam system saraf
otonom yang menyebabkan mudah terpancing.
Perspektif biologis itu penting dikarenakan pencegahan atau penanganan gangguan mental dapat dilakukan melalui perubahan dalam cara tubuh melakukan fungsinya. Tentu saja jika sesuatu kekurangan pada zat kimia tertentu ditemukan sebagai penyebab atau berperan dalam beberapa masalah, merupakan hal yang masuk akal untuk mencoba memperbaiki ketidakseimbangan dengan memberikan dosis tepat zat kimia yang mengalami kekurangan. Perspektif biologis mengacu pada pendekatan yang menekankan peran faktor biologis dalam menjelaskan perilaku abnormal dan penerapan penanganan yang berbasis biologis dalam menanganani gangguan psikologis.
Selain itu struktur dan proses biologis dalam berbagai pola perilaku abnormal sangatlah besar. Faktor-faktor seperti gangguan dalam fungsi neurotransmitter dan abnormalitas atau kerusakan-kerusakan otak yang mendasar dikaitkan dengan berbagai gangguan psikologis. Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi gangguan pada psikologis seseorang adalah faktor genetis dan faktor lingkungan. Sehingga perskpektif biologis itu penting dalam perilaku abnormal karena memiliki hubungan antara biologis dan perilaku.
Perspektif biologis itu penting dikarenakan pencegahan atau penanganan gangguan mental dapat dilakukan melalui perubahan dalam cara tubuh melakukan fungsinya. Tentu saja jika sesuatu kekurangan pada zat kimia tertentu ditemukan sebagai penyebab atau berperan dalam beberapa masalah, merupakan hal yang masuk akal untuk mencoba memperbaiki ketidakseimbangan dengan memberikan dosis tepat zat kimia yang mengalami kekurangan. Perspektif biologis mengacu pada pendekatan yang menekankan peran faktor biologis dalam menjelaskan perilaku abnormal dan penerapan penanganan yang berbasis biologis dalam menanganani gangguan psikologis.
Selain itu struktur dan proses biologis dalam berbagai pola perilaku abnormal sangatlah besar. Faktor-faktor seperti gangguan dalam fungsi neurotransmitter dan abnormalitas atau kerusakan-kerusakan otak yang mendasar dikaitkan dengan berbagai gangguan psikologis. Faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi gangguan pada psikologis seseorang adalah faktor genetis dan faktor lingkungan. Sehingga perskpektif biologis itu penting dalam perilaku abnormal karena memiliki hubungan antara biologis dan perilaku.
C.
PENGERTIAN SEHAT DAN
SAKIT MENURUT PESPEKTIF
Pengertian sehat dan sakit menurut beberapa ahli yaitu:
·
Sehat menurut perspektif
Sehat adalah keadaan
dinamis yang berubah secara terus menerus sesuai dengan adaptasi individu
terhadap berbagai perubahan pada lingkungan internal dan eksternalnya untuk
mempertahankan keadaan fisik, emosional, inteletual, sosial, perkembangan, dan
spiritual yang sehat.
Sehat
adalah tidak merasa sakit dan memang secara klinis tidak sakit, semua organ
tubuh normal dan berfungsi normal dan tidak ada gangguan fungsi tubuh.
·
Sakit menurut perspektif
a. Sakit
merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi yang
ada mengalami perubahan atau penurunan bila dibandingkan dengan kondisi
individu sebelumnya.
b. Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial,
perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan
terjadinya proses penyakit.
c. Sakit juga ketidakseimbangan dari kondisi normal tubuh manusia diantaranya sistem biologik dan kondisi penyesuaian
D.
DINAMIKA SEHAT DAN SAKIT MENURUT PERSPEKTIF
Perspektif
biologi merupakan sebuah pendekatan psikologi yang menekankan pada berbagai
peristiwa yang berlangsung dalam tubuh mempengaruhi perilaku, perasaan dan
pikiran seseorang.
Genetika perilaku adalah studi mengenai perbedaan perilaku individual
yang sebagian disebabkan perbedaan struktur genetik. Struktur genetik total
individu, terdiri dari berbagai gen yang diwariskan disebut genotip. Genotip
seseorang merupakan formasi genetiknya yang tidak dapat diamati. Genotip
merupakan bawaan sejak lahir. Sedangkan fenotip dapat diamati dan bersifat
behavioral. Fenotip berubah sepanjang waktu dan secara umum dianggap sebagai
interaksi antara genotip dan lingkungan. Seperti seseorang dilahirkan dengan
intelektual yang tinggi namun perkembangan potensi genetik tersebut akan
tergantung pada faktor lingkungan seperti pola asuh pendidikan. Studi tentang
genetika perilaku dilandasi 4 metode dasar untuk mengungkap apakah suatu
predisposisi genetik untuk psikopatologi diturunkan, dengan membandingkan
antara anggota keluarga, antara orang kembar, penelitian terhadap orang-orang
yang diadopsi, dan analisis hubungan. Yang pertama, metode keluarga, dapat
digunakan untuk mempelajari predisposisi genetik diantara anggota keluarga
karena rata-rata jumlah gen yang dimiliki dua saudara sedarah dapat diketahui.
Anak-anak menerima separuh gen secara acak dari ibu dan dari ayah, sehingga
secara rata-rata saudara kandung, orang tua dan anak-anak memiliki 50% latar
belakang genetik yang identik. Kedua, metode orang kembar, kembar identik
tumbuh dari satu telur dan memiliki kesamaan genetik. Ketiga, metode anak
adopsi, mempelajari anak-anak yang diadopsi dan sepenuhnya dibesarkan secara
terpisah dari orang tua kandungnya. Keempat, metode analisis hubungan, lebih
dari sekedar berupaya menunjukkan apakah suatu gangguan memiliki komponen
genetic metode ini berupaya merinci gen tertentu yang berperan.
E.
TREATMEN DAN INTERVENSI
Terbagi variasi terapi biologis digunakan untuk menangani depresi dan mania. Dua jenis terapi yang paling umum adalah terapi kejut elektrikonvulsif dan obat-obatan.
Terbagi variasi terapi biologis digunakan untuk menangani depresi dan mania. Dua jenis terapi yang paling umum adalah terapi kejut elektrikonvulsif dan obat-obatan.
Terapi
obat untuk gangguan bipolar; Orang-orang yang menderita gangguan bipolar dengan
mood yang berubah-ubah sering kali ditangani dengan pemberian elemen lithium dengan
dosis yang dipantau secara hati-hati, dalam bentuk garam lithium karbonat.
Lithium efektif untuk pasien bipolar ketika mereka berada dalam kondisi depresi
maupun manik, dan jauh lebih efektif untuk pasien bipolar daripada untuk pasien
unipolar. Karena efek lithium timbul secara bertahap, terapi umumnya diawali
dengan lithium dan suatu obat antipsikotik misalnya Haldol, yang memiliki efek
penenang langsung.
Obat yang efektif hanya bermanfaat sejauh
dikonsumsi sesuai dosis yang disarankan. Selain meningkatkan kepatuhan untuk
minum obat sesuai resep, edukasi tentang penyakit tersebut dapat meningkatkan
dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman dan dapat mengarahkan kesemuanya
pada suasana yang tidak terlalu membebani pasien secara emosional, dan hal ini
secara logis dapat diharapkan mengurangi stress pada pasien. Suatu pendekatan
terapi yang disebut penanganan berfokus keluarga (FFT-Family-Focused Treatment)
merupakan terapi psikososial dengan waktu terbatas bagi pasien gangguan bipolar
yang dirawat jalan oleh keluarganya. Terapi tersebut mencakup edukasi kepada
keluarga mengenai penyakit terkait, berupaya meningkatkan komunikasi dalam
keluarga dan pelatihan penyelesaian masalah. Studi baru-baru ini menunjukkan
bahwa pemberian penanganan berorientasi keluarga bersama dengan farmakoterapi
memberikan hasil yang lebih positif pada gangguan bipolar dibanding hanya
pemberian obat.
DAFTAR PUSTAKA
- Alwisol. 2011. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press.
- Davidson Gerald C, Neale John M, dkk. 2010. Psikologi Abnormal. Jakarta: Rajawali Pers.
- Halgin Richad P. 2010. Psikologii Abnormal. Jakarta: Salemba Humanika.
- Walgito Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset
0 komentar:
Post a Comment