PENGERTIAN
Kepuasan kerja (job stastification) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. (Dr. T. Hani Handoko, M.B.A., 1992)
Kepuasan kerja menurut Wexley dan Yukl (2003) merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya. Bermacam-macam sikap seseorang terhadap pekerjaannya mencerminkan pengalaman yang menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam pekerjaannya serta harapan-harapannya terhadap pengalaman masa depan. Pekerjaan yang menyenangkan untuk dikerjakan dapat dikatakan bahwa pekerjaan itu memberi kepuasan bagi pemangkunya. Kejadian sebaliknya, ketidakpuasan akan diperoleh bila suatu pekerjaan tidak menyenangkan untuk dikerjakan. (Prof. Dr. Wilson Bangun, S.E., M.Si., 2012)
Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, prosess berpikir dan kondisi seseorang. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang untuk menghadapi lingkungan. Sebagai hasilnya, pada diri para karyawan berkembang berbagai macam gejala stres yang dapat mengganggu pelaksanaan kerja mereka. (Dr. T. Hani Handoko, M.B.A., 1992)
Stres menurut Ivancevich dan Matterson (2002:226) merupakan respon adaptif, ditengahi oleh perbedaan individu yang merupakan suatu konsekuensi dari tindakan, situasi atau kejadian eksternal (lingkungan) yang menempatkan tuntutan fisik dan psikologis yang berlebihan terhadap seseorang. Stres kerja akan muncul bila terdapat kesenjangan antara kemampuan individu dengan tuntutan-tuntutan dari pekerjaannya. Stres kerja merupakan kesenjangan antara kebutuhan individu dengan pemenuhannya dari lingkungan. (Suwatno & Priansa, 2011).
IDENTITAS PERUSAHAAN
Nama Perusahaan : Motionet
Alamat Perusahaan : Jalan Timoho Utara No.52B, Caturtunggal, Kec. Depok, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55221
Motionet merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi dan internet. Jumlah karyawan Motionet ada 9 orang belum termasuk manager, dan mayoritas karyawannya adalah mahasiswa karena sistem kerjanya adalah part time. Warnet Motionet buka 24 jam yang terdiri dari 3 shift, setiap shift nya 8 jam. Dimulai dari shift3 jam 22.55-07.05 shift1 06.55-15.05 dan shift2 14.55-23.05. Shift 3 diutamakan untuk laki-laki, shift1 dan shift2 untuk perempuan. Sistem penggajiannya adalah 2.500,-/jam berlaku untuk semua operator terkecuali shift3 yaitu 2.700,-/jam karena ada job desk tambahan seperti mengepel lantai seluruh area warnet dan menyapu halaman depan warnet. Untuk assistant manager dan coordinator operator ada tambahan tersendiri per bulannya. Assistant manager dan coordinator operator juga tetap bertugas menjadi operator. Dan apabila ketika pada hari itu sedang jadwal bertugas kemudian tidak bisa berangkat dikarenakan ada halangan/sesuatu hal yang tidak bisa ditinggalkan maka bisa untuk mengganti atau menukar jadwal dengan operator lain.
Berdasarkan dari wawancara kemarin tentang kepuasan kerja dan stres karyawan, saya berhasil mewawancarai Widyastuti, S.Si selaku manager perusahaan dan Fajriyatul Machmudah selaku assistant manager.
Menurut manager perusahaan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah pendapatan, apresiasi dari customer (pujian dan ucapan terima kasih) apresiasi dari manajemen (reward dan bonus), dan perhatian manajemen kepada karyawan. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi stres karyawan adalah bosan melakukan pekerjaan yang itu itu saja, menghadapi customer nakal, mengganti omset minus, dan mencari pengganti jaga shift ketika berhalangan.
Sedangkan menurut assistant manager, faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja tergantung kepada pribadi masing-masing karyawan. Jika dilihat dari segi faktor individualnya bisa dipengaruhi oleh kesehatan dan umur. Jika dilihat dari segi faktor sosial bisa dipengaruhi oleh hubungan karyawan ke keluarga, hubungan antar karyawan lain, dan hubungan ke masyarakat. Jika kita melihat faktor utamanya biasanya adalah upah/gaji, ketentraman kerja, kondisi kerja, fasilitas keamanan kerja, komunikasi antar karyawan dll. Dan faktor-faktor yang mempengaruhi stres karyawan adalah faktor lingkungan, lingkungan dalam bekerja seperti politik, ekonomi, teknologi dan peraturan/tuntutan dalam bekerja. Jika melihat dari faktor individu biasanya hal seperti ini muncul dari pribadi diri sendiri seperti ada masalah dalam keuangan bisa masalah ekonomi atau yang lainnya. Akan tetapi karakteristik pribadi setiap karyawan juga berbeda, stres merupakan watak dasar seseorang tersebut dan yang bisa mengaturnya hanya dirinya sendiri.
PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara tersebut saya ambil garis besarnya bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan kerja adalah yang pertama, pendapatan/gaji/upah atau bisa disebut dengan kompensasi. Pengertian dari kompensasi itu sendiri adalah sesuatu yang diterima karyawan atas jasa yang mereka sumbangkan (baik tenaga maupun pengetahuan yang dimiliki) pada pekerjaannya. Ketika karyawan mendapatkan kompensasi yang sesuai dengan apa yang mereka kerjakan pasti karyawan akan merasa puas.
Kemudian yang kedua, apabila mendapatkan reward atau bonus dari manajemen atas jerih payah karyawan tersebut. Reward merupakan penghargaan yang diberikan kepada karyawan bisa dalam bentuk fisik maupun non fisik. Misalnya bentuk fisik adalah berupa barang bisa barang berharga (handphone) atau biasa (voucher). Sedangkan yang non fisik bisa berupa asuransi.
Yang ketiga, hubungan relasi pekerjaan (antara manajer ke karyawan, antara karyawan ke karyawan lain). Terciptanya kerukunan antar sesama karyawan dapat mempengaruhi kepuasan kerja. Terjalinnya hubungan yang baik antar karyawan juga berpengaruh dalam kualitas pekerjaannya, terlebih jika pekerjaannya dalam team. Dan terlebih lagi jika manajer memberikan perhatian kepada karyawan. Contoh perhatian kecil seperti manajer sekedar menyapa dan bertanya tentang kabar karyawannya.
Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi stres karyawan adalah yang pertama kebosanan. Mayoritas setiap orang pasti pernah merasakan kebosanan dalam bekerja. Tetapi sebosan-bosannya seseorang pasti akan berpikir dua kali untuk meninggalkan pekerjaannya. Seseorang pasti mempunyai alasan mengapa dia bekerja. Selain untuk survive atau bertahan hidup pasti ada faktor lain yang membuat dia mau bekerja. Terkecuali jika seseorang tersebut mempunyai masalah dengan perusahaan atau karyawan yang lain, pasti akan membuat orang tersebut mau meninggalkan pekerjaannya. Dan untuk mengatasi kebosanan ini adalah tugas perusahaan bagaimana cara untuk membuat karyawannya tidak bosan dalam pekerjaannya.
Yang kedua, tuntutan dan peraturan pekerjaan. Sebuah perusahaan pasti mempunyai peraturan untuk mengatur karyawannya. Dan seorang karyawan mau tidak mau harus mematuhi peraturan jika masih ingin bekerja di perusahaan tersebut. Perusahaan pasti ingin mempunyai karyawan yang mudah diatur dan menaati peraturan. Sebuah perusahaan pasti mempunyai job description untuk karyawannya. Tuntutan dari job desc juga berbeda tergantung bagian dan posisi karyawan. Biasanya pekerjaan yang dituntut (bekerja sesuai target, bekerja dibawah tekanan) oleh perusahaan antara lain sales, marketing, tukang bangunan yang ikut proyek besar seperti pembangunan mall dan kampus dll. Sudah pasti hal ini dapat menyebabkan stres, terlebih lagi jika karyawan tersebut sebenarnya tidak mau bekerja sebagai sales, marketing dsb. Dikarenakan pendidikan yang minim dan tidak mempunyai pengalaman serta kemampuan yang cukup seseorang bisa menjalani pekerjaan tersebut dengan terpaksa.
Yang ketiga, masalah keuangan. Setiap orang di dunia ini pasti membutuhkan uang untuk bisa bertahan hidup. Tidak dipungkiri alasan seseorang bekerja adalah untuk mendapatkan uang. Bagaimana jika seseorang tidak bekerja dan apa yang akan terjadi? Kita sudah banyak melihat fenomena tentang tindakan kriminal, seperti pencurian dan perampokan. Dan alasannya mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan karena banyaknya persaingan terlebih jika hidup di perkotaan dengan banyaknya penduduk (Sumber: kriminal.kampung-media.com). Dapat disimpulkan bahwa mereka mengalami masalah ekonomi yaitu masalah keuangan. Untuk yang bekerja pun bisa juga mempunyai masalah keuangan. Seperti gaji yang tidak cukup untuk membiayai keluarganya (untuk yang sudah menikah dan yang menjadi tulang punggung keluarga). Jika terjadi hal seperti ini bisa karyawan akan hutang ke perusahaan atau ke tempat lain. Dan beban hutang ini bisa menjadikan karyawan mengalami stres.
KEPUASAN KERJA DAN STRES MENURUT ISLAM
Setelah kita melihat dan membahas faktor-faktor dari stres karyawan, solusi yang tepat untuk hal tersebut adalah kita akan memandang kepuasan kerja dari sudut pandang agama islam. Dalam islam kepuasan kerja dapat dikaitkan dengan sikap ikhlas, sabar dan syukur. Yang maksudnya adalah bahwa dalam menjalani sesuatu kita harus ikhlas dan selalu mengharapkan ridho dari Allah SWT. Kemudian sabar dalam menghadapi ujian ataupun masalah di hidup kita dan selalu bersyukur atas apa yang sudah diberikan oleh Allah kepada kita serta selalu berhusnudzon kepada-Nya.
Sebagaimana dalam firman Allah SWT tentang sabar:
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah [2]: 153).
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,” (QS. Al Baqarah [2]: 155).
“Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 200).
Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu. Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.” (QS. Az-Zumar [39]:10).
“Dan sungguh, Kami benar-benar akan menguji kamu sehingga Kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar di antara kamu; dan akan Kami uji perihal kamu.” (QS. Muhammad [47]: 31).
Adapun firman Allah tentang bersyukur:
“Maka ingatlah kepada-Ku, Akupun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku” (QS. Al Baqarah [2]: 152).
“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah [2]: 172).
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti adzab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim [14]: 7).
Dan sungguh, telah Kami berikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Dan barang siapa bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barang siapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allah Mahakaya, Maha Terpuji.” (QS. Luqman [31]: 12).
Ada juga hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, dia berkata “Rasulullah SAW pernah bersabda, "Lihatlah orang yang dibawahmu, jangan lihat orang yang diatasmu. Dengan begitu maka kamu tidak menganggap kecil terhadap nikmat Allah yang kau terima." (HR Bukhari-Muslim).
Jadi jika kita menjalani pekerjaan dengan ikhlas, sabar insyaallah kita akan merasa cukup dan kita akan merasakan kepuasan dalam pekerjaan yang kita jalani, serta jauh dari perasaan stres. Dan jika kita sudah bersyukur kita pasti akan bahagia dan jika kita bahagia Allah akan menambah kebahagiaan lagi untuk kita.
KESIMPULAN
Kepuasan kerja adalah ketika kita mempunyai perasaan bahwa pekerjaan yang kita jalani menyenangkan dan lingkungan yang mendukung kita untuk bisa bekerja dengan nyaman. Kepuasan kerja menurut islam adalah ketika kita menjalani pekerjaan dengan ikhlas, sabar dan syukur. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasaan kerja: gaji/upah/kompensasi, reward atau bonus, dan hubungan relasi pekerjaan (antara manajer ke karyawan, antara karyawan ke karyawan lain). Faktor-faktor yang mempengaruhi stres karyawan: kebosanan, tuntutan serta peraturan pekerjaan dan masalah keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T Hani. 1992. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Yogyakarta: BPFE.
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
Suwatno & Priansa. 2011. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
0 komentar:
Post a Comment